Jadi jika kita sudah tenang nyaman, tidak sedih, tidak galau, tidak ada urusan naik jabatan atau tidak, tidak terlalu sedih dan tidak terlalu senang atas apa apa yang menimpa dan di berkahkan ke diri kita, maka kita sudah hampir mendekati esensi \”ma\’rifat\” yakni melihat cahaya

Hidup ini, tolog di nikmati, di syukuri, meskipun kita tidak bisa melihat cahaya Allah, bahkan terkadang ketidak melihatnya kita pada cahaya itupun masih suatu kenikmatan sebenarnya. Sebagaimana kita tidak mengetahui isi hati teman teman kita, jika kita suatu saat tahu semua isi didalam hati teman kita, maka jangankan 1 tahun, bahkan satu minggu saja kita akan tidak mau berteman dengan mereka karena mengetahui semua yang ada di dalam isi hati seseorang.

Saya sendiri tahu, hati siapapun. Tapi saya menutup telinga, tidak mendengarkan isi hati mereka, menutup mata tidak melihat apa yang akan diucapkannya, sebab \”Ketidaktahuan\” itu penting dalam situasi tertentu.