Before kalian baca lebih lanjut gua pengen kenalin ke kalian tentang #Kembara adalah project gua pribadi dimana ini adalah sebuah jurnal tentang rasa, perjalan, perspektif berbagai kehidupan yang gua buat dengan tujuan untuk berbagi bahwasanya hidup adalah seperti perjalanan panjang (pengembaran / kembara) untuk memaknai segala sesuatu, kalian juga bisa berbagi pemaknaan dengan cara komentar, Pemaknaan tentang perspektif hidup kalian juga bisa ditulis di #JurnalKembara dengan cara kirim email ke : spanggalu@gmail.com atau bisa dengan komentar dan sertakan hashtag #JurnalKembara & #KawanKembara. Yang mana nantinya project #Kembara dan #KembaraSeries (Blog Version) ini akan saya buku-kan dan apabila ada kesempatan saya ingin membuat sebuah seni visual atau video tantang sebuah Jurnal Kembara ini. Gua gak bisa janji update 2 minggu sekali tapi gua usahakan. Mohon maaf karena kesibukan juga banyak selain menulis saya juga kuliah, bekerja dan juga sedang merintis usaha. Saya mohon supportnya sekali ya temen temen untuk bantuiin promote ataua share, tujuan kembara ini dibuat agar manusia bisa bertualang tak hanya pada dunianya tapi juga banyak perspektif.
Honestly gua jarang update soal cinta dan romansa, tapi entah kenapa gua pengen update aja karena ada hal dan pemaknaan baru yang gua dapat dalam hidup bahwa cinta itu pelengkap kehidupan akhirnya gua setuju bahwa hidup juga bukan soal diri sendiri dan pekerjaan ataupun harta.
Semakin dewasa gua semakin sepakat dengan kata cinta itu harus dibangun dan dirawat bukan jatuh begitu saja. Nama gua Panggalu Ari. Baru baru ini saya menyadari sebuah konsep bahwa bahagianya hubungan bukan hanya soal status bukan hanya soal jatuh cinta tapi juga merawatnya. Perpisahan demi perpisahan gua lewati, tapi baru saja kemarin tidak lama gua mengenal seorang wanita dengan paras anggun yang memberi gua pemaknaan baru di hidup gua. Klise memang tapi disinilah sebuah rasa tumbuh, gua gak menamainya jatuh karena menurut gua rasa itu tumbuh bukan jatuh. Tumbuh layaknya bunga pada sebuah tanaman, apa yang tumbuh bisa mati karena itu sifat alamiahnya sifat naturalnya. Kematian adalah keharusan untuk mengurai memang. Tapi dipisahkan lewat kematian itu lebih melegakan daripada berpisah dengan alasan seperti bunga yang dipetik dari tangkainya dengan alasan keindahnya yang mengalihkan pemetiknya.
Sebagai manusia gua juga sepakat segala yang tumbuh harus dirawat, dijaga, di bangun agar kelak dia bisa indah walaupun tua dan mati adalah jalan berpisah, tapi kita pasti sepakat disitulah Esensi kehidupan ditemukan, ditumbuhkan untuk di cintai dan dipisahkan (kematian) untuk tetap dikenang dan di cintai. Gua paham setiap resiko mencintai. Gua hanya ingin bertumbuh dengan bunga yang telah gua temukan, kepingan yang hilang di hidup gua dan berkomitmen bertumbuh bersama.
Bahagia itu bukan embel embel kata, bahagia adalah hal yang dihasilkan dari cinta dan apa yang kita cintai, sebuah proses dua arah dimana sesuatu ada dengan baik dengan dirawat dan dibangun, bukan dengan dipetik dengan setiap rasa ego.
Cinta dan bahagia itu sendiri adalah konsep yang harus diciptakan untuk membuat indah sebuah kehidupan. Dan gua sepakat apa yang indah itu karena pada dasarnya ada pondasi yang membangunnya. Ketika seseorang membangun cinta, maka ia mulai dari diri pasangannya yang asli, bukan dari sebuah ekspektasi. Dengan kata lain : Aku mencintai kamu karena kamu menjadi dirimu sendiri.
Kalimat “menjadi diri kamu sendiri” itu tak selalu menyenangkan. Kita kadang kaget, ketika sudah bersama, kadang kita jengkel sendiri mulai dari kebiasaannya, kesibukannya. Inilah “membangun dan merawat cinta”, sebuah bentuk upaya kita mencintai pada saat kondisi jengkel,jengah, marah. Sebuah bentuk situasi ketika kita harus mencintai pula sisi yang tak kita sukai dari pasangan kita.
Dalam keadaan ini cinta bukan berwujud ciuman atau pelukan namun itikad baik untuk saling memahami dan mengerti.
Boleh kau memanggilnya jatuh cinta tapi setelah itu rawatlah, dan bangunlah. Hidup ini perihal menerima konsekuensi setelah merawatnya dengan baik sekalipun perpisahan berupa kematian tetap ada, tapi cinta yang tumbuh tetaplah abadi, segala yang bernyawa memiliki rasa, segala yang memiliki rasa selalu mempunyai makna, begitulah hidup begitulah cinta.
* Ya bunga adalah pengibaratan yang cocok saya pakai karena dalam bahasa jepang bunga adalah “HANA” dan Hana adalah pemaknaan baru yang tumbuh dihidup gua seperti bunga.
Ditulis dengan ditemani : kopi, sebuah rasa yang meronta, lagu dari (banda neira – bunga, Endah n Resha – When you love someone, Adhitia Sofyan – Secret, The matter Halo – Bila bulan tak Hadir)
Tinggalkan Balasan