What I learn from Godfather Trilogy

Pada tau Novel dan Film Godfather kan peeps? Bagi saya pribadi trilogi the Godfather bukan sekadar novel dan film tentang keluarga mafia Italia di New York. Dia adalah karya seni, satire kehidupan bisnis dan politik yang penuh konspirasi, dan juga pelajaran tentang bagaimana mengelola organisasi beserta segenap konflik yang ada di dalamnya. Nah karena saya tipikal orang yang mempelajari apa yang saya lihat, dengar dan rasa. Berikut adalah hal hal yang saya pelajari dari serial Trilogy Godfather ini :

\”Never hate your enemies. It affects your judgment.\” (Jangan pernah membenci musuhmu. Itu akan mempengaruhi penilaianmu) – Kita harus tetap obyektif dan berkepala dingin sekalipun ketika berhadapan dengan orang yang tidak kita sukai. Pengaruh faktor emosional akan merusak kemampuan kita berpikir secara tenang dan obyektif.

\”A man who doesn\’t spend time with his family can never be a real man.\” (Seorang pria yang tidak menyempatkan waktunya untuk berkumpul bersama keluarga tidak akan pernah menjadi pria sejati) – Kesibukan dan urusan bisnis bukan alasan untuk mengabaikan keluarga. Orang akan kehilangan orientasi dan tujuan hidup yang terarah ketika dia mulai melupakan keluarganya.

\”Lawyers can steal more money with a briefcase than a thousand men with guns and masks.\” (Para pengacara dengan bermodal kopernya mampu mencuri uang lebih banyak daripada seribu pria dengan senjata dan topeng) – Sebuah sindiran bahwa kejahatan kerah putih yang dilakukan orang-orang terpelajar jauh lebih signifikan hasil dan dampaknya dibanding kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan para perampok jalanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *