Lintasan abu

Kemarauku dikutuk abu oleh awan mendung

Merubahnya gulita nan damai

Mungkin benar ruangku adalah sunyi sendiri tanpa siapa siapa di pelataran

Alltarku bukan selalu di hanyut sudut ruang dengan dupa dan panjat doa

Alltarku adalah kemana kakiku melangkah

Doaku bertabur diantara semesta sembari menunggu jawab

Setelah kemarau, ada mendung di ujung jalan

Angin kencang, petir, dan tenang lagi

Sejarah mengulangi dirinya, kehidupan mengurai maknanya Langkah tak boleh terdiam, karena kita pada akhirnya menjadi abu

Tapi setidaknya biarkan kita memilih menjadi abu wangi yang menyeruak di lapisan semestaMeninggal jejak, dan memberi harapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *